Beranda

Jumat, 20 Agustus 2010

Srikandi Putri Lopian


Inilah kutipan teks di Monumen Srikandi Putri Lopian:

Seorang gadis belia yang ikut berjuang dan berkorban yang melawan penjajah Belanda gugur dalam pertempuran tanggal 17 Juni 1907 di Aek Sibulbulon Pearaja Dairi, dia adalah Putri Lopian. Ayahandanya Raja Sisingamangaraja XII saudaranya Patuan Nagari dan Patuan Anggi juga gugur bersama pejuang lainnya dalam pertempuran tersebut. Lopian adalah anak ke-3 yang dilahirkan oleh Ibunda Boru Sagala, lahir di Pearaja Dairi desa SiOnomhudon. Yaitu ibu kota perjuangan Raja Sisingamangaraja XII setelah Nakkara dan Lintong. Disinilah Lopian dan menjadi dewasa dan tumbuh berjiwa pejuang sehari-hari bergaul dan para perjuang termasuk Teuku Nyak Bantal dan Teuku Muhammad Ben, para panggilma Aceh.

Pada tahun 1907 pasukan Belanda mulai mendekati Peara Dairi karena Raja Sisingamangaraja XII bertekad mempertahankan Pearaja Dairi maka seluruh keluarga  kaum wanita dan anak-anak harus menyingkir dari daerah itu tetapi Lopian yang pada waktu itu anak gadis berusia 17 tahun tidak mau ikut menyingkir karena dia berkeras hati tetap harus ikut berperang melawan penjajah Belanda.

Dalam pertempuran  tanggal 17 Juni 1907 di Aek Sibulbulon Pearaja Oleh pasukanBelanda , jenajah  Raja Sisingamangaraja XII, jenajzh Patuan Anggi melalu Tele ke Balige dan kemudian dikuburkan di Tarutung. Sedang jenazah Lopian Boru Sinambela ditinggalkan dan ditimbun dalam jurang bersama pangila dari Aceh. Dan ditinggallah Lopian di dalam hutan Pearaja Dairi.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar